Pernahkah kamu merasa ada yang salah dalam hidup? Merasa terjebak dalam pola yang tidak sehat? Atau merasa tidak puas dengan pencapaian kamu saat ini? Jika ya, mungkin saja kamu sedang mengabaikan red flag atau tanda-tanda peringatan penting dalam diri pribadi.
Red flag
adalah sinyal yang muncul ketika ada sesuatu yang tidak beres dalam pikiran,
perasaan, atau perilaku kita. Sinyal ini bisa berupa emosi negatif seperti
kecemasan, depresi, atau kemarahan, atau bisa juga berupa pola perilaku yang
tidak sehat seperti kecanduan, prokrastinasi, atau hubungan yang tidak sehat.
Meskipun
red flag mungkin terasa tidak nyaman, penting untuk tidak mengabaikannya.
Justru dengan mengenali dan memahami red flag, kamu dapat membuka jalan menuju
kesadaran diri yang lebih baik dan kehidupan yang lebih bahagia.
Secara Baku mungkin pengertiannya hanya sebatas itu. Tapi Disini kami melihat ada yang berbeda.
Red Flag Kamu Apa? Satu
Signal Kesadaran
Bukan warga (+62) jika tidak mengenal istilah ini. Yaa, Red Flag. Satu istilah kekinian yang digunakan untuk menggambarkan *tanda-tanda* dari perilaku yang menunjukkan bahwa “sesuatu itu bukan aku banget”. Satu signal menjaga kesadaran dan kewarasan. Bisa saja mencakup beberapa hal yang berbahaya atau sesuatu yang tidak sehat. Layaknya SOS (Save Our Souls).
Langsung saja, Red Flag Kamu Apa?
Red Flag bukan kosa kata baru, karena memang sudah lampau
digunakan sebagai istilah dalam olahraga balapan. Namun, kosa kata ini
mengalami perubahan makna oleh kita untuk dijadikan sebagai bahasa tongkrongan
untuk peringatan. Asal tahu sama tahu sudah cukuplah bagi kita.
Bahasa tetaplah bahasa. Itu dimengerti dan bisa diartikan
karena ada keterkaitan dan pertautan. Dalam bahasa gaul, Red Flag di artikan
sebagai kondisi dalam diri seseorang yang terganggu atau signal berbahaya,
terutama untuk kita yang belum sadar akan hal itu. Berbahaya jika di teruskan
dan harus dengan segera kamu hentikan.
Istilah ini juga digunakan dalam konteks hubungan,
pekerjaan, pertemanan, hingga kepada gaya hidup dan politik. Belakangan istilah
red flag sendiri banyak di gunakan di sosial media seperti: Twitter, Instagram dan lainnya.
Kerap diartikan pula sebagai label jelek dari seseorang yang
sudah menjadi Habit.
Dalam olahraga balapan itu sendiri, Red Flag sebagai tanda peringatan untuk satu kondisi yang tidak aman, akibat insiden fatal sehingga kegiatan harus dihentikan. Sebenarnya sih arti dan maksud nya hampir sama, yang berbeda hanya dimana itu diletakkan dalam satu kemasan atau warnanya saja.
Signal Kesadaran
Istilah red flag menjadi viral di masyarakat sebagai bentuk
dari Communication Code. Di picu oleh
kebiasaan ‘asal jeplak’ dari kita, dengan tujuan meningkatkan kesadaran dalam
menjaga kesehatan fisik atau mental, satu hubungan, dan gaya hidup yang sehat.
Dalam konteks hubungan, red flag (bendera merah) bisa
dimaknai sebagai: sifat, sikap, atau perilaku yang menunjukkan bahwa pasangan
yang menurut kita ‘Ideal mendekati rupa Romeo’ tidak cukup sehat tuh.
Buang-buang waktu, tenaga dan pikiran saja. Suka selingkuh dan sering kali
berbohong, misalnya.
Dalam dunia pekerjaan, bisnis atau pun politik, kata red flag juga bisa di gunakan untuk menunjukkan bahwa “sesuatu tidak berjalan dengan semestinya, tidak sesuai harapan bahkan tidak sesuai dengan kesepakatan diawal”. Pandai mengali, tapi lupa untuk membagi. Misalnya, ‘Kongkalikong’, praktik yang tidak etis.
Menjadi Satu Peringatan
Red flag dapat menjadi peringatan bagi kita untuk “segera menjauh” dari sesuatu atau seseorang yang
berpotensi membahayakan atau membuat lebih buruk keadaan. Oleh karena itu,
penting untuk menyadari, “apakah itu termasuk kepada golongan red flag atau
tidak?”. Dan apakah kita memahami tanda-tanda tersebut.
'Bendera Merah' penting untuk diwaspadai agar tidak terjebak
dalam situasi yang merugikan. Dalam dunia bisnis, jika produk atau jasa tidak
memiliki keunggulan kompetitif pastinya red flag. Contoh lainnya yang harus
kita waspadai dengan kesadaran bahwa itu terindikasi red flag, adalah:
- Strategi bisnis yang tidak
jelas. Modal dari mana, apa yang harus dilakukan, siapa yang melakukan,
dan pembagian keuntungannya bagaimana;
- Manajemen tidak kompeten, dan
ketika satu bisnis tidak memiliki masterplan yang jelas;
- Minim sumber daya yang
memadai, jauh dari tim yang solid, dan tidak tahu dan memiliki target
pasar yang jelas;
- Pastinya tidak memiliki
reputasi yang baik, sering berganti karyawan, dan tidak memiliki sistem
kerja;
- Tidak transparan dalam
pengelolaan keuangan, dan budaya kerja yang buruk; serta
- Paling sering kita lihat
ketika Perusahaan tersebut tidak memberikan kesempatan kita untuk
berkembang, atau tidak memberikan kompensasi yang sesuai, 100 % di
pastikan Red flag. End Tok.
Buruk tetaplah buruk. Pun bisa terjadi dalam satu hubungan
atau pertemanan. Ketika signal merah di perlihatkan kedalam hubungan, ini di
maksudkan dengan:
- Ketidakjujuran, karena
terlalu seringnya berbohong, menyembunyikan informasi, atau sampai-sampai
berselingkuh;
- Perilaku posesif, membatasi
kebebasan terhadap pasangan;
- Kekerasan fisik atau verbal.
Dengan mengatakan hal-hal buruk yang tidak pantas untuk di ucapkan atau di
lakukan;
- Ketidakmampuan untuk menerima perbedaan dan komitmen.
Berbagi pengalaman
Banyak orang menggunakan istilah ini untuk berbagi pengalaman
dengan orang-orang yang patut mengetahui apa itu si merah. Hal ini bertujuan
untuk mengenali dan bagaimana menghindarinya. Berbagi pengetahuan dalam satu
pengalaman. Beberapa bait pengalaman, yakni:
“Perusahaan ini aku nyatakan Red flag” Mungkin di maksudkan:
ketika satu perusahaan menawarkan kerja sama tanpa adanya kontrak yang jelas,
informasi di sembunyikan, banyak manipulasi, dan pengelolaan keuangan yang
buruk. Niche nya: Terlalu banyak
bisik-bisik Bro. Lol.
"Baru saja putus dengan pacarku. Tahu sendiri ‘red
flag”. Hal yang di maksud tersebut, seperti: bersikap posesif, mau menang
sendiri, dan tidak bisa menerima perbedaan, sering berbohong, gak mau modal,
dan main belakang.
"Berhati-hati memilih sohib. Ada banyak 'tanda merah'
yang harus kita waspadai”. Maksudnya: Rupanya sohibku suka sekali julid,
pinjam uang tapi jika di tagih malah marah, dan suka membicarakan orang lain.
Catatan
Dengan memahami apa itu, kita dapat lebih berhati-hati dalam
menjalin koneksi, hubungan, dan menghindari sesuatu yang tidak sehat. Buruk
tetaplah buruk dan kita harus tahu bahwa itu buruk dengan memberikan mereka
label Red Flag.
Ketika bahasa pergaulan mengungguli Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), bukan karena kurangnya pengetahuan literasi. Malah hal
tersebut sebagai bagian dari tumbuhnya kepatuhan dalam berkomunikasi. Dan
bahasa itu media komunikasi. Di ketahui oleh orang-orang dengan satu frekuensi
yang bisa saling memahami.
Pahamkah kira-kira? Tak paham maka tak kawan.
Better Ways To Say "Stay Tuned". Dyarinotes
Posting Komentar